Senin, 15 Agustus 2011

KMP. Dharma Kencana I Terbakar

Kurang lebih 4 tahun memang sudah berlalu, tapi musibah yang sempat menggegerkan masyarakat kotim ini memberikan trauma tersendiri bagi masyarakat yang biasa menggunakan transportasi laut. Yah..KMP. Dharma Kencana I terbakar, penulis pernah beberapa kali menggunakan alat transportasi ini yang memiliki rute dari kota sampit ke pulau jawa saat masih kuliah dulu. Biasanya kalau sudah kepepet aja kita naik kapal jenis RORO ini, itupun apabila sudah tidak ada lagi jadwal kapal PELNI dimusim liburan pelajar/mahasiswa. Transportasi laut boleh dibilang lebih ekonomis ketimbang transportasi lain antar pulau, walaupun kadang alat transporatasi tersebut banyak yang kurang layak untuk standar keselamatan penumpang. Tapi disini penulis tidak membahas masalah itu, dan tentu para pembaca sudah lebih banyak mengetahui akan keadaan transportasi di Indonesia.
Tanggal 17 Mei 2008, pukul 08.35 WIB KMP. Dharma Kencana I berangkat dari Semarang menuju ke Sampit, Kotim dengan membawa muatan penumpang sebanyak 712 penumpang dan membawa kendaraan sebanyak 35 unit. Tanggal 18 Mei 2008 pukul 12.45 WIB, kapal tiba di sungai Mentaya Hilir Selatan dan mengalami kebakaran pada posisi 02° 50’ 81” LS dan 112° 58’ 91” BT. Api terlihat pertama kali pada pukul 13.00 WIB dan Nakhoda segera mengintruksikan kepada kelasi untuk segera memeriksa, kelasi melihat ada api di tali tross belakang mesin Windlass yang letaknya di tween deck dan kelasi segera melaporkan ke anjungan, setelah melaporkan kelasi segera membawa botol pemadam dan segera memadamkan api yang dibantu oleh awak kapal lainnya dengan menggunakan hidran hingga api padam, tidak lama kemudian timbul juga api di geladak no. 2 tepatnya di belakang ruang tidur penumpang ekonomi sebelah kanan. Awak kapal yang baru saja selesai memadamkan api di tali tross windlass segera naik ke geladak no. 2 untuk melakukan pemadaman, tetapi karena api dengan cepat menjalar sehingga menyulitkan awak kapal untuk menjalani proses pemadaman dan Markonis segera mengadakan komunikasi dengan Stasiun Radio Pantai bahwa kapal dalam keadaan darurat dan meminta bantuan dengan kapal – kapal yang terdekat. Pukul 14.00 WIB, Nahkoda mengambil alih kemudi dari pandu untuk melakukan olah gerak dan membawa kapal ke posisi yang aman untuk lego jangkar, karena banyaknya kapal nelayan yang berada di samping kapal, sehingga alat - alat keselamatan yang ada di atas kapal tidak jadi di turunkan. Bersamaan dengan itu Nahkoda memberikan aba – aba agar penumpang segera meninggalkan kapal karena api sudah menjalar ke ruang penumpang geladak no. 3, dan sebagian penumpang sudah ada yang keluar dari kapal. Pukul 14.40 WIB, setelah dipastikan tidak ada lagi penumpang yang tertinggal di atas kapal, Nakhoda segera memerintahkan awak kapal untuk segera meninggalkan kapal, dan proses pemadaman dilakukan oleh beberapa kapal disekitar sampai api benar – benar padam. KMP. Dharma Kencana I terbakar di semua ruang geladak penumpang dan anjungan, sedangkan ruang mesin, geladak kendaraan dan dapur tempat memasak tidak terbakar.
Lokasi Kejadian :

Korban :
  • Luka Ringan 34 
  • Luka Berat 12
  • Meninggal 1
Meninggal karena perahu nelayan yang ikut mengevakuasi terbalik sehingga korban jatuh ke sungai. Total korban sebanyak 47 orang.

Foto-foto


Dari hasil temuan tim yang telah melakukan investigasi dan wawancara dengan para pihak yang terkait maka dapat di prediksi bahwa kebakaran pertama kali terjadi karena adanya unsur - unsur benda yang mudah terbakar, dalam hal ini ada kemungkinan tali tross di windlass terkontaminasi bahan – bahan yang sangat mudah terbakar (bahan kimia tertentu) yang diletakkan di gulungan windlass tersebut, selanjutnya mendapatkan sulutan api sehingga menyebabkan terbakar dan melelehkan tali tross tersebut.Setelah upaya pemadaman selesai muncul api di geladak penumpang yang posisinya di atas windlass. Api selanjutnya merambat sangat cepat ke ruang penumpang yang berada di geladak no. 2 dan geladak no. 3 yang menghabiskan seluruh ruang berserta isinya sampai api padam. Faktor kontribusi antara lainnya adalah bahan interior ruang penumpang dan barang bawaan penumpang yang menyebabkan api semakin cepat menjalar ke ruang - ruang penumpang.
Mudah-mudahan musibah ini tidak terulang, dan merupakan pelajaran yang dapat kita ambil hikmahnya..Amin

Sumber : www.dephub.go.id/Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)




»»  READMORE...

Minggu, 14 Agustus 2011

Sepanjang Aliran Sungai Mentaya

Back To Nature

Dari Kakek  Nenek yang menceritakan kisah-kisah tentang kehidupan mereka sampai pada orang tua dan penulis pada saat ini. Sungai merupakan aset paling berharga dalam kehidupan kami masyarakat kalimantan, terutama karena minimnya akses jalan darat pada masa itu dan hampir sampai pada masa sekarang. Sumber mata pencaharian sebagai nelayan pada masanya merupakan pekerjaaan pokok selain berkebun, hasil alam yg melimpah mampu mencukupi penghidupan tuk 1 keluarga besar dalam sehari-hari. Sungai Mentaya menjadi jalur sibuk manakala sekarang kegiatan perekonomian makin maju, sungai yang terdapat di Kabupaten Kotim Kalimantan tengah ini tidak hentinya memberikan sumbangsih untuk kemakmuran hidup masyarakat di sepanjang jalur sungai.
Walaupun sekarang sudah tidak banyak lagi masyarakat yang menggantungkan mata pencaharian pada hasil sungai, namun tetap saja sungai masih berperan penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat kotim, terutama yang berlokasi di sepanjang aliran sungai mentaya. Mandi cuci kakus masih merupakan pemandangan yang lumrah untuk kesehariannya. Di tambah lagi hilir mudik kapal dagang yang seakan tanpa henti untuk memberikan pasokan barang kebutuhan dari luar kotim terutama dari pulau jawa. Tahun 90’an masih banyak kita temukan rumah apung atau dalam bahasa daerahnya disebut juga Lanting di alur sungai mentaya, ini merupakan suatu bukti ciri khas kehidupan masyarakat kotim dulunya yang tidak lepas dari peran penting sungai.
Sungai mentaya merupakan sungai induk dari beberapa sungai yang terdapat di kab. Kotim. Ada banyak anak sungai yang terhubung dengan sungai mentaya. Banyak kisah-kisah jaman dulu tentang sungai mentaya, baik dari sisi sejarah maupaun dongeng atau legenda. Namun dari kisah-kisah tersebut harapan kita tidak melupakan betapa pentingnya untuk kita generasi sekarang dan yang akan datang, agar selalu menjaga keselarasan, keindahan, dan kebersihan sungai mentaya dari pencemaran dan tindakan-tindakan yang tidak bertanggung jawab.  Sudah banyak sungai-sungai di Indonesia yang tidak terpelihara dan terjaga, dan apa akibat dari pencemaran lingkungan melalui aliran sungai kita semua sudah tau. So back to nature n go green..



 

»»  READMORE...